Kenaikan Permukaan Air Laut: Hasil Penelitian, Fenomena Musim, dan Prediksi Perubahan Geografis

 


Kenaikan permukaan air laut merupakan salah satu dampak paling nyata dari perubahan iklim global. Fenomena ini dipicu oleh kombinasi pemanasan global yang menyebabkan es di kutub mencair dan ekspansi termal air laut akibat meningkatnya suhu. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dampak ini semakin nyata, dengan implikasi signifikan terhadap lingkungan, masyarakat, dan struktur geografis global.

Hasil Penelitian tentang Kenaikan Permukaan Air Laut

Penelitian yang dilakukan oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menunjukkan bahwa permukaan air laut global telah meningkat rata-rata 3,3 mm per tahun sejak awal abad ke-20. Proses ini dipercepat dalam beberapa dekade terakhir, dengan laju kenaikan yang diproyeksikan mencapai 6–8 mm per tahun menjelang tahun 2100 jika emisi gas rumah kaca tidak dikurangi.

Faktor utama yang mendorong kenaikan ini adalah:

1. Pencairan Lapisan Es
Data satelit dari NASA dan ESA menunjukkan bahwa lapisan es di Greenland dan Antartika kehilangan miliaran ton es setiap tahunnya. Greenland sendiri kehilangan sekitar 280 gigaton es per tahun sejak 2002.

2. Ekspansi Termal
Air laut mengembang saat suhunya meningkat. Hal ini menyumbang hampir sepertiga dari total kenaikan permukaan laut.

3. Kontribusi dari Glasier
Glasier di berbagai belahan dunia terus mencair, terutama di wilayah pegunungan seperti Himalaya, Alpen, dan Andes.

Fenomena Musiman yang Memengaruhi Kenaikan Air Laut

Fenomena musiman, seperti El Niño dan La Niña, turut memengaruhi pola kenaikan permukaan air laut. Selama peristiwa El Niño, suhu permukaan laut di Samudra Pasifik meningkat, menyebabkan ekspansi termal yang lebih besar dan mendorong kenaikan permukaan laut regional. Di sisi lain, La Niña biasanya berkontribusi pada penurunan permukaan laut di beberapa wilayah karena suhu air yang lebih dingin.

Selain itu, siklus pasang surut dan arus laut memengaruhi variasi musiman di tingkat lokal. Penelitian juga menunjukkan bahwa kenaikan permukaan laut lebih terasa di wilayah tropis dan pantai yang rendah, seperti Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik.

Prediksi Perubahan Geografis Akibat Kenaikan Permukaan Air Laut

Dampak geografis dari kenaikan permukaan air laut meliputi:

1. Pengurangan Daratan
Negara kepulauan, seperti Maladewa dan Kiribati, menghadapi ancaman langsung dari kenaikan permukaan air laut. Beberapa pulau kecil sudah mulai tenggelam.

2. Intrusi Air Asin
Kenaikan permukaan laut menyebabkan air asin masuk ke sumber air tawar di daerah pesisir, yang berdampak pada pertanian dan pasokan air minum.

3. Erosi Pantai
Gelombang pasang yang lebih kuat mempercepat erosi pantai, mengubah garis pantai dan mengancam infrastruktur pesisir.

4. Pengungsian Populasi
Diperkirakan hingga 200 juta orang akan menjadi pengungsi iklim pada tahun 2100 akibat hilangnya tempat tinggal di wilayah pesisir.

Kesimpulan dan Tindakan

Kenaikan permukaan air laut adalah fenomena kompleks dengan dampak yang meluas. Upaya global diperlukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca guna memperlambat laju kenaikan ini. Selain itu, adaptasi lokal, seperti pembangunan tanggul, restorasi mangrove, dan perencanaan tata ruang berbasis risiko, menjadi langkah penting untuk mengurangi dampak pada masyarakat.

Penelitian lebih lanjut dan kolaborasi internasional diperlukan untuk memahami dinamika fenomena ini dan memitigasi dampaknya, baik secara lokal maupun global.

*

Post a Comment (0)
Previous Post Next Post